PEREMPUAN YG DILANDA KESIALAN PULA KEBERUNTUNGAN

 



Play the game. Mungkin itu adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan semuanya, tak ada buket bunga, ataupun dinner bersama. Yang ada hanya seporsi seblak dan sebungkus es cekek dengan nuansa makan diliputi rasa kepedasan di sekujur lidah. Jika mereka bertanya, "untuk apa semua ini?" Maka aku (dengan rendah dirinya) menjawab, "Ah, hanya makan-makan saja, tak ada apa-apa," sungguh naif bukan? Namun, (tentunya) mereka tak langsung percaya begitu saja.

Ucapan selamat silih berdatangan, dari orang-orang yang entah memang bahagia atau sekedar formalitas belaka, aku tak tau. Sisanya? Mungin sedang memendam amarah sebab dirasa mereka lebih layak mendapatkan semua ini dibandingkan aku. Namun, bukankah kadang dunia memang berlaku tak adil?

Nyatanya semua ini bukanlah akhir dari segala kisah, justru itu adalah awal dari segalanya. Awal dari cerita yang bahkan aku sendiri tak tau bagaimana alurnya. Takut sekaligus bahagia. Takut akan ketidaknyamanan serta ketidakpahaman akan segala hal. Bahagia, sebab tak lama lagi aku akan terbebas dari kungkungan laknat berkedok pencarian surga. (mungkin terlalu hiperbolis, namun memang begitu benarnya). Mereka tak tau bagaimana pada episode ini aku melaluinya dengan penuh umpatan pula serapah makian, semua terlalu imajinatif jika diutarakan. Bahkan, ibundaku sendiri menganggap aku terlalu dramatis dalam menceritakan tiap kepingan kejadian yang kini kualami. Lantas jika ibundaku saja tak percaya, lalu bagaimana dengan orang diluaran sana? Mungkin mereka akan menganggapku seorang pengarang handal (biarlah, aku tak peduli). 

Aku senang akan semua ini. Bukan karena logo biru, masuk ptn impian, ataupun ucapan selamat dari portal SNBP, namun aku senang karena setelah 3 tahun lamanya, akhirnya aku mampu terbebas dari kungkungan laknat berkedok pencarian surga (seperti yang aku katakan di awal), aku mampu terbebas dari semua kepalsuan yang dibungkus cantik dengan embel-embel manis. Dan yang lebih manisnya lagi, aku mampu keluar dan kembali mendapat tempat masuk yang (jauh) lebih baik daripada yang saat ini kusinggahi.

maka panggillah aku, "Perempuan Yang Dilanda Kesialan Pula Keberuntungan."



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOXIC ENVIRONMENT

TARIAN IRONIS